Rabu, 30 Desember 2015

Menanam Berkah di Pesantren Anak Jalanan


Assalamalikum waraohmatullahi Wabarokatuh
Kepada para donatur, berikut saya laporkan kegiatan pompanisasi tempat ibadah.

Latar Belakang
Wudhu dan mandi merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat muslim dalam menjalankan ibadah, hal tersebut termaktub dalam Hadist Nabi Muhammad SAW. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ” Tidak diterima shalat salah seorang dari kalian apabila ia berhadas, hingga ia berwudhu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Allah SWT juga berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.” (QS. An Nisa’: 43)

Kenyataan di lapangan, masih banyak kita jumpai masyarakat yang tidak bisa melakukan perintah agama (mandi dan wudhu) tersebut lantaran tidak tersedianya perlengkapan penunjang seperti mesin pompa air dan perlengkapannya. Masyarakat harus antri berjam-jam untuk mendapatkan bantuan air, atau mereka perlu berjalan puluhan kilometer untuk mendapatkan air untuk bersuci, bersimpuh di depan Allah SWT.
Atas dasar tersebut, kami (kelompok kecil) melakukan inisiasi untuk membantu mereka menyediakan peralatan dan perlengkapan penunjang untuk penyediaan air bersih di Masjid, Mushola, Tempat Umum dan Pondok Pesantren.

Pesantren Ibnu Sabil
Program ini kita mulai pada bulan Desember 2015, di awal Desember 2015 kami melakukan fund rising kepada kerabat terdekat untuk membantu menyediakan perlengkapan penunjang di Pesantren Zainul Bahar yag berada di Ds. Wiringin Pasar, Kec. Wiringin, Kab. Bondowoso. Dalam perjalanannya kami mengalami hambatan komunikasi dengan pesantren setempat, sehingga kami memutuskan untuk membantu Ponpes Ibnu Sabil yang berada di Kec. Jonggol, Kab. Bogor.

Pondok Pesantren Ibnu Sabil merupakan ponpes yang secara khusus memiliki program pendidikan tahfiz dan penampungan anak jalanan. Sehingga tidak heran jika seluruh santrinya (25 santri) merupakan bekas anak jalanan yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia yang pada bulan ini (Desember 2015) sudah hafiz 2 juz.

Acara Wisuda Hafidz 2 Zuz
Santri dari Ambon
Ponpes Ibnu Sabil memiliki trik jitu dalam menggembleng santrinya menjadi santri yang mandiri. Santri di sini intinya harus menggerakkan tangannya agar Allah senantiasa memberikan rizkinya. Dengan bermodal tanah seluas -+ 9000 M2 pesantren membagi-bagi tanah menjadi beberapa bagian yakni bangunan (kelas dan masjid), lapangan, kolam ikan dan tanah kosong. Lahan tersebut menjadi modal santri untuk melatih mengelola aset. Tanah kosong sengaja dibiarkan ditumbuhi rerumputan agar kambing yang mereka miliki leluasa merumput. 

Kolam Ikan


Kandang Ayam dan Bebek
Santri yang tinggal di ponpes ini berkewajiban menggembalakan kambing (40 ekor), merawat ternak ayam dan bebek, dan merawat ikan (7 kolam ikan). dengan desain tersebut, santri diharapkan terbiasa untuk bekerja keras dan memiliki jiwa wirausaha yang sangat dibutuhkan di masa depannya.

Kebun Penggembalaan Kambing
Kandang Kambing
Kekeringan dan Kebutuhan Air
Kecamatan Jonggol yang berada di Kab. Bogor merupakan salah satu daerah yang seringkali mengalami kekeringan. Meski dekat dengan sungai, namun ketersediaan air tidak bisa diandalkan ketika musim kemarau melanda. Masyarakat sekitar pondok dan santri tentunya mengandalkan air dari sumur.
Untuk memenuhi kebutuhan para santri, pihak yayasan membuat sumur galian sebanyak 5 buah dengan tujuan jika musim kemarau datang masih tersedia salah satu sumur yang bisa diandalkan. Banyaknya sumur galian yang dibuat secara otomatis membutuhkan alat penunjang berupa tanki air dan pompa air. Saat ini, dari lima sumur yang dibuat tersebut, masih ada satu sumur yang belum tersedia tanki air dan pompanya.
 
Tempat Penampungan dari Sumur Galian
Program Pompanisasi
Kelompok kecil yang peduli akan kebutuhan air untuk beribadah kepada Allah SWT, mencoba melakukan inisiasi menyelesaikan permasalahan ketersediaan air bagi masyarakat. Kami terdiri dari 3 orang mencoba menjelaskan pentingnya ketersediaan air bagi masyarakat kepada teman dan kerabat terdekat kami. Pada bulan Desember ini, kami berhasil menghimpun dana sebesar Rp. 6.130.000, dari fund rising kepada teman-teman kami, rinciannya adalah;

1. Rp. 1.000.000, (Ad)

2. Rp. 1.000.000, (Drj)
3. Rp. 2.000.000, (Ed)
4. Rp. 500.000. (FA)
5. Rp. 500.000, (AM)
6. Rp. 500.000, (LTF)
7. Rp. 300.000, (An)
8. Rp. 100.000, (IM)
9. Rp. 100.000, (DW)
10. Rp. 30.000, (TW)
11. Rp. 100.000, (X)

Dana yang bisa disalurkan ke Pesantren Ibnu Sabil sebesar Rp. 5.010.000, dengan rincian sebagai berikut:

1. Pompa Jet Shimizu PC-268 BIT Daya 250-375 Watt (Rp. 1.650.000)
2. Pipa AW Maspion  ukuran 1-1/4  7 batang ( 28 meter) (Rp. 252.000)
3. Pipa Salur  AW Maspion abu-abu 8 batang (32 meter) (Rp. 208.000)
4. Perlengkapan lain ( Kran, lem, dll) (Rp. 400.000)
5. Tanki Air Penguin kapasitas 2000 liter (Rp. 2.500.000)*

Sehingga, Uang yang tersisa saat ini sebesar Rp. 1.120.000,- Dana ini Insyallah pada bulan Januari/Februari akan kami salurkan pada Mushola Daarul Ikhsan, RT 03 Desa Haliau, Kec. Batu Benawa, Kab. Hulu Sungai Tengah. Mohon doa dan dukungannya. Lokasi ini sudah disurvey oleh tim kami.
Penyaluran bantuan dilakukan pada hari Minggu, 27 Desember 2015 tepat di halaman pondok pesantren dengan Ust. Yerri (Pengurus)



Bantuan tersebut harapannya dapat digunakan untuk membantu menyediakan air bersih bagi santri dan masyarakat sekitar, terutama digunakan untuk sumur yang belum ada pompa, perlengkapan dan tanki air.

Kami selaku inisiator pompanisasi senantiasa berdoa semoga pihak-pihak yang dengan ikhlas membantu kegiatan ini Allah senantiasa catat sebagai amal jariyah, Allah tambah rizkinya, dan Allah senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan hidupnya. Ammin Ya Mujibassailiin. 

Hormat Kami

Ali Mahfud
Futrotun Aliyah, ST. M.Eng
Imam Nugraha  

Selasa, 29 Desember 2015

Bijak Memanfaatkan Air; Cara Mensyukuri Nikmat Allah

Bismillahirrohmannirrohiim
Alhamdulillahirobbil 'Aalamiin

Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk di bumi ini. Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi menjadi bukti bahwa Allah mencintai rakyat Indonesia. Kecintaan Allah tersebut terlihat dari luasnya lautan, sungai-sungai dan hutan. Ketiga kekayaan tersebut merupakan sumber kehidupan yang wajib disyukuri karena didalamnya  terdapat air. Allah SWT telah berfirman tentang peran air sebagai sumber kehidupan makhluknya.

"Dan Dialah yang menurunkan air "hujan" dari langit lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS. 6:99)"

Nikmat Allah yang besar (lautan, sungai dan hutan) tersebut jika tidak dikelola dengan baik maka akan mendatangkan kesengsaraan bagi manusia itu sendiri. Lihatlah ketika musim kemarau datang (air tidak tersedia) begitu banyak manusia yang berteriak dan mengeluh karena kekurangan air, timbulnya kebakaran hutan dan banyaknya tanaman yang gagal panen karena kekeringan.

Sebenarnya konsep pengelolaan sumberdaya air itu sangat sederhana yakni :

1. Sediakan tempat penampungan 

Hutan merupakan tempat penampungan air yang sangat efektif. Hutan memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan air yang jatuh di muka bumi. Air tersebut disimpan dan dikeluarkan secara perlahan, sehingga ketika musim kemarau datang air tersebut tetap mengalir. Gunawan (2015) seorang ahli kehutanan mengungkapkan bahwa sumber air di Klaten yang dijadikan sebagai sumber utama perusahaan tersebut merupakan air hujan yang tersimpan di kawasan hutan selama 600 tahun yang lalu.

2. Jangan sia-siakan air

Tahun 2014 kemaren Majlis Tarjid dan Tajdid Muhammadiyah memfatwakan bahwa dalam berwudhu hendaknya tidak perlu melakukan pengusapan anggota badan yang wajib dibasuh dengan 3 kali basuhan. Alasan utamanya adalah melakukan penghematan air dan menyikapi keadaan Indonensia yang saat ini sudah mengalami darurat air bersih.

Masyarakat Indonesia dinilai melakukan pemborosan dalam menggunakan air sehingga perlu dicegah. Negara yang kaya akan sumberdaya air mengalami darurat air bersih mencerminkan bahwa manusianya begitu semberono dalam memanfaatkan air. Kesembronoan masyarakat Indonesia tersebut terlihat dari bagaimana mereka menggunakan air untuk mandi, bagaimana mereka membuang sampah ke sungai dan bagaimana mereka dengan sengaja melakukan pembakaran hutan dan penebangan hutan secara massif.

Memanfaatkan air dan menjaga alam dengan arif merupakan salah satu langkah kongrit mempertahankan kehidupan yang nyaman di bumi ini dan bentuk kongrit mensykuri nikmat yang diberikan Allah SWT.