Tiga tahun berlalu, aku hanya bisa memantau statusnya di facebook tanpa melakukan aksi nyata. Aku pun hijrah ke Jakarta untuk bekerja setelah menyelesaikan studi di Fak. Kehutanan. Semakin hari aku semakin melupakannya karena kesibukan kerja dan urusan keluarga di rumah.
Tidak
sengaja aku liat statusnya di FB bahwa dia tidak lolos seleksi kerja pada tahap
akhir di Jakarta lantaran tinggi badannya kurang dikit (Sedih ya..). Dia pun
kembali mengungkapkan kekagumannya pada seorang prajurit TNI yang memiliki
postur tubuh ideal dan kedisiplinan tinggi. Aku pun semakin merasa tersisihkan,
karena tidak memiliki badan sekekar prajurit TNI. Apalagi waktu itu aku masih
kurus yang sangat perlu melakukan treatment
agar bisa tampil gagah nan kekar layaknya prajurit TNI.
Keinginanku
untuk mendekatinya semakin hilang seiring bertambahnya waktu. Akhirnya aku
memutuskan untuk fokus “memantaskan diri” dengan menambah pengetahuan dan
keahlian. Aku memutuskan untuk melanjutkan studi di Magister Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB. Dengan tujuan memperdalam kajian
pengelolaan sumberdaya alam dan mencari sosok penggantinya. Jujur, aku
mengidamkan wanita sunda untuk menjadi pendamping hidupku. Selain itu, sejak
SMA aku sudah memiliki semacam komitmen untuk mencari istri di luar warga
Jepara,
karena wanita Jepara berdasarkan rumor yang berkembang memiliki karakter yang
kurang baik yaitu materialistis dan kurang terkontrol pergaulannya. Ingat ya
ini hanya rumor yang sudah berkembang menjadi suatu asumsi dalam diriku.
Meski
aku sudah kuliah di Bogor, aku tetap menghabiskan sebagian waktuku di Jakarta
karena aku kuliah sambil bekerja di salah satu lembaga pemerintahan di Jakarta.
Karena kesibukan kuliah dan bekerja, sudah tidak ada lagi rencana untuk
“bermain cinta” dan mendekatinya. Layaknya anak muda ibu kota yang tak bisa
jauh-jauh dari gadget. Aku bahagia
mendengar bahwa BBM (Black Berry Mesenger) telah mengubah kebijakannya yakni
menjadikan BBM sebagai aplikasi yang open
source. Aku pun langsung menginstal aplikasi tersebut.
Setelah
mengenal berbagai macam produk BBM, akupun membuka *Undangan BBM*, terdapat
nama wanita yang cukup lama aku lupakan yaitu Fitrotun Aliyah. Nama tersebut
muncul karena contact di BBM bisa
terkoneksi dengan contact di email atau facebook
( Dia pernah kirim proposal PKM via email).
Antara grogi dan malu, akupun memberanikan diri untuk add contact namanya pada sore hari
sekitar Pkl.
14.00 WIB. Tak ada respon !!! Akupun sedikit pasrah. Setelah isya’ sekitar Pkl. 20.00 WIB,
sang incaran pun menerimaku menjadi bagian dari contact BBM
nya.
Setiap ring ton BBM berbunyi, hatiku berbunga-bunga |
Dengan
sopan aku memperkenalkan
diri dan meminta izin padanya. Aku meminta maaf karena dengan sengaja meng add contact tanpa memberikan
pemberitahuan sebelumnya. “
Assalamalaikum Mbak Fitrotun Aliyah. Terimakasih sudah mau memerima
permintaanku menjadi kontak BBM mu. Aku mohon maaf jika tidak memberitahukan sebelumnya.
Aku nge add Mbak Aliyah karena aku tahu mbak Aliyah sama-sama berasal dari
Jepara”. Begitulah
kira-kira kalimat pembuka dan pemancing yang aku lontarkan ke sasaran. Menurutku hanya modal kultural yang
paling tepat aku gunakan untuk melempar umpan ke dia.
You
know what happened? Dengan ramah dan sopan dia membalas BBM ku dan memberikan
respon di luar dugaanku. “Alaikumussalam
Mas Ali Mahfud, terimakasih juga udah nge add BBM aku. Ternyata kita sekampung
ya”. Begitulah kira-kira
jawaban sang incaran dalam meresponku. Malam itu juga kami terlibat
dalam diskusi ringan tentang tradisi
“ruwahan”, yaitu
salah satu tradisi
lokal di jawa yang bertujuan untuk mendoakan para arwah dengan berziarah atau berkumpul
di masjid / mushola. Ruwahan sendiri diambil dari kata “ruwah” yang merupakan
salah satu nama bulan dalam kalender jawa yang
berarti (arwah) atau sya’ban dalam kalender islam.
Bulan ruwah merupakan bulan yang
jatuh tepat sebelum bulan Ramadhan. Masyarakat meyakini bahwa pada bulan
tersebut merupakan salah satu momen yang tepat untuk mendoakan ahli kubur
(arwah). Tradisi ruwahan merupakan salah satu cara dakwah yang dikembangkan
oleh para wali /aulia (kekasih Allah) untuk mengingatkan masyarakat tentang kematian dan
mendoakan para ahli kubur yang telah mendahului kita. Mendoakan orang yang
sudah meninggal merupakan ibadah mulia sebagaimana yang tertuang dalam Firman
Allah SWT dalam QS. Al Hasyr: 10. “Dan
orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa:
“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman
lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati
kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang.“.
Setelah
diskusi panjang via BBM tentang tradisi ruwahan, kami pun telibat diskusi
tentang pengembangan potensi Jepara. Dalam diskusi tersebut kami sama-sama
merasa terpanggil untuk ikut terlibat dalam pembangunan Jepara. Aku fokus
mengembangkan Jepara dari sektor sumberdaya alam dan politik sedangkan dia
mengembangkan sektor pembangunan SDM dan energi sesuai pengalaman dan bidangnya
masing-masing. Malam itu juga, aku sangat yakin bakalan bisa meluluhkan hatinya.
Trust me, it works..!!
Setelah
mendapat respon yang luar biasa di luar ekpektasi. Aku pun menyusun strategi
bagaimana bisa mendapatkannya, apalagi sebagian karakter dan hobinya sudah aku
pelajari sebelumnya melalui status-statusnya di FB. Keep spirit..!! Aku pun
mulai memperdalam literatur tentang bagaimana meluluhkan hati wanita. Berbagai
ide dan strategi terus aku pelajari melalui internet dan diskusi dengan “pakar”
sambil memantau update-an statusnya di BBM dan Facebook. Literatur tentang
bagaimana meluluhkan hati wanita kayaknya sudah cukup. Kini saatnya melakukan
serangan dengan mengacu pada literatur asmara tadi. To be continued.. !!