Minggu, 16 April 2017

Dengan BBM, Aku Mendekatimu..

Antara Aku, Kau dan Dia #Part 2

Tiga tahun berlalu, aku hanya bisa memantau statusnya di facebook tanpa melakukan aksi nyata. Aku pun hijrah ke Jakarta untuk bekerja setelah menyelesaikan studi di Fak. Kehutanan. Semakin hari aku semakin melupakannya karena kesibukan kerja dan urusan keluarga di rumah.

Tidak sengaja aku liat statusnya di FB bahwa dia tidak lolos seleksi kerja pada tahap akhir di Jakarta lantaran tinggi badannya kurang dikit (Sedih ya..). Dia pun kembali mengungkapkan kekagumannya pada seorang prajurit TNI yang memiliki postur tubuh ideal dan kedisiplinan tinggi. Aku pun semakin merasa tersisihkan, karena tidak memiliki badan sekekar prajurit TNI. Apalagi waktu itu aku masih kurus yang sangat perlu melakukan treatment agar bisa tampil gagah nan kekar layaknya prajurit TNI.

Keinginanku untuk mendekatinya semakin hilang seiring bertambahnya waktu. Akhirnya aku memutuskan untuk fokus “memantaskan diri” dengan menambah pengetahuan dan keahlian. Aku memutuskan untuk melanjutkan studi di Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB. Dengan tujuan memperdalam kajian pengelolaan sumberdaya alam dan mencari sosok penggantinya. Jujur, aku mengidamkan wanita sunda untuk menjadi pendamping hidupku. Selain itu, sejak SMA aku sudah memiliki semacam komitmen untuk mencari istri di luar warga Jepara, karena wanita Jepara berdasarkan rumor yang berkembang memiliki karakter yang kurang baik yaitu materialistis dan kurang terkontrol pergaulannya. Ingat ya ini hanya rumor yang sudah berkembang menjadi suatu asumsi dalam diriku.

Meski aku sudah kuliah di Bogor, aku tetap menghabiskan sebagian waktuku di Jakarta karena aku kuliah sambil bekerja di salah satu lembaga pemerintahan di Jakarta. Karena kesibukan kuliah dan bekerja, sudah tidak ada lagi rencana untuk “bermain cinta” dan mendekatinya.  Layaknya anak muda ibu kota yang tak bisa jauh-jauh dari gadget. Aku bahagia mendengar bahwa BBM (Black Berry Mesenger) telah mengubah kebijakannya yakni menjadikan BBM sebagai aplikasi yang open source. Aku pun langsung menginstal aplikasi tersebut.

Setelah mengenal berbagai macam produk BBM, akupun membuka *Undangan BBM*, terdapat nama wanita yang cukup lama aku lupakan yaitu Fitrotun Aliyah. Nama tersebut muncul karena contact di BBM bisa terkoneksi dengan contact di email atau facebook ( Dia pernah kirim proposal PKM via email).  Antara grogi dan malu, akupun memberanikan diri untuk add contact namanya pada sore hari sekitar Pkl. 14.00 WIB. Tak ada respon !!! Akupun sedikit pasrah. Setelah isya sekitar Pkl. 20.00 WIB, sang incaran pun menerimaku menjadi bagian dari contact BBM nya.

Setiap ring ton BBM berbunyi, hatiku berbunga-bunga
 
Dengan sopan aku memperkenalkan diri dan meminta izin padanya. Aku meminta maaf karena dengan sengaja meng add contact tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya. “ Assalamalaikum Mbak Fitrotun Aliyah. Terimakasih sudah mau memerima permintaanku menjadi kontak BBM mu. Aku mohon maaf jika tidak memberitahukan sebelumnya. Aku nge add Mbak Aliyah karena aku tahu mbak Aliyah sama-sama berasal dari Jepara”.  Begitulah kira-kira kalimat pembuka dan pemancing yang aku lontarkan ke sasaran. Menurutku hanya modal kultural yang paling tepat aku gunakan untuk melempar umpan ke dia.

You know what happened? Dengan ramah dan sopan dia membalas BBM ku dan memberikan respon di luar dugaanku. “Alaikumussalam Mas Ali Mahfud, terimakasih juga udah nge add BBM aku. Ternyata kita sekampung ya”. Begitulah kira-kira jawaban sang incaran dalam meresponku. Malam itu juga kami terlibat dalam diskusi ringan tentang tradisi “ruwahan”, yaitu salah satu tradisi lokal di jawa yang bertujuan untuk mendoakan para arwah dengan berziarah atau berkumpul di masjid / mushola. Ruwahan sendiri diambil dari kata “ruwah” yang merupakan salah satu nama bulan dalam kalender jawa yang berarti (arwah) atau sya’ban dalam kalender islam. 

Bulan ruwah merupakan bulan yang jatuh tepat sebelum bulan Ramadhan. Masyarakat meyakini bahwa pada bulan tersebut merupakan salah satu momen yang tepat untuk mendoakan ahli kubur (arwah). Tradisi ruwahan merupakan salah satu cara dakwah yang dikembangkan oleh para wali /aulia (kekasih Allah) untuk mengingatkan masyarakat tentang kematian dan mendoakan para ahli kubur yang telah mendahului kita. Mendoakan orang yang sudah meninggal merupakan ibadah mulia sebagaimana yang tertuang dalam Firman Allah SWT dalam QS. Al Hasyr: 10. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.“.

Setelah diskusi panjang via BBM tentang tradisi ruwahan, kami pun telibat diskusi tentang pengembangan potensi Jepara. Dalam diskusi tersebut kami sama-sama merasa terpanggil untuk ikut terlibat dalam pembangunan Jepara. Aku fokus mengembangkan Jepara dari sektor sumberdaya alam dan politik sedangkan dia mengembangkan sektor pembangunan SDM dan energi sesuai pengalaman dan bidangnya masing-masing. Malam itu juga, aku sangat yakin bakalan bisa meluluhkan hatinya. Trust me, it works..!!

Setelah mendapat respon yang luar biasa di luar ekpektasi. Aku pun menyusun strategi bagaimana bisa mendapatkannya, apalagi sebagian karakter dan hobinya sudah aku pelajari sebelumnya melalui status-statusnya di FB. Keep spirit..!! Aku pun mulai memperdalam literatur tentang bagaimana meluluhkan hati wanita. Berbagai ide dan strategi terus aku pelajari melalui internet dan diskusi dengan “pakar” sambil memantau update-an statusnya di BBM dan Facebook. Literatur tentang bagaimana meluluhkan hati wanita kayaknya sudah cukup. Kini saatnya melakukan serangan dengan mengacu pada literatur asmara tadi. To be continued.. !!

Sabtu, 15 April 2017

Proposal PKM, Modal Modusin Si Doi..

Antara Aku, Kau dan Dia.#Part 1

Tidak ada satupun pertemuan antara dua insan di luar desain-Nya. Begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan pertemuanku dengannya. Tahun 2008 tepat pada bulan Agustus aku diterima di Fakultas Kehutanan UGM. 
 

Sebagai anak desa yang selalu tempil sederhana dan  lugu, aku selalu menjaga jarak dengan wanita. Meskipun sebenarnya pengen banget tampil macho dan “bermain cinta” kayak anak-anak muda kota yang sering tayang di FTV setiap Pkl. 09.00 WIB – 11.00 WIB. Aku sempat kepikiran kalau nanti sudah semester 5 akan ikut “bermain cinta” biar bisa merasakan salah satu anugerah terindah yang Allah berikan kepada manusia selama hidup di dunia yaitu Cinta.


Namun, keinginan tersebut hanyalah menjadi mimpi belaka karena aku menyadari bahwa percuma kalau aku bermain cinta tapi belum berani menjawab “Ayo!” ketika sang pacar bertanya “Ayo nikah sekarang mas?”. Apalagi di semester 5 sedang giat-giatnya menyusun beberapa proposal penelitian skripsi, penelitian hibah dan penelitian PKM. Sebagai pengurus Forestry Club yang membidangi penelitian. Aku mengadakan acara training tentang kiat sukses membuat proposal PKM di Fakultas Kehutanan. 

Contoh Seminar Proposal PKM
  
Setelah acara selesai, aku memberanikan diri mendekati pembicara yaitu M. Arif Wicaksono (Mahasiswa Teknik Elektro 2007) untuk meminta satu contoh proposal PKM yang sudah berhasil mengantarkannya menjadi pemenang dalam PIMNAS. Sang mentor pun dengan sigap memberikan nomer handphone cantik ke aku an. Fitrotun Aliyah. Dengan penuh semangat aku menghubunginya untuk meminta contoh proposal yang dijanjikan sang mentor. 

Mahasiswi Teknik Nuklir 2008 ini pun cukup ramah menjawab permintaanku dan berjanji akan mengirimkan contoh proposal via email. Beberapa hari aku pantengin email belum muncul juga, akhirnya aku hubungi via facebook yang harus melalui proses “Add Friend”. Dan akhirnya aku pun jadi “temannya” di facebook. Amazing banget diterima jadi temannya cewe yang pinter, meskipun hanya teman Facebook he..he..


Selang beberapa waktu kemudian, mahasiswi tersebut menepati janjinya dengan mengirimkan contoh proposal via email dan facebook. Tidak tahu kenapa setelah “terjebak” menjadi temannya, setiap buka facebook selalu pengen tahu update statusnya. Setelah rajin kepoin update statusnya aku baru tahu bahwa si dia ternyata satu kampung dengan aku yakni sama-sama berasal dari Jepara Bumi Kartini. 


Sejak pertama kali liatin update statusnya, sudah tercermin kalau si dia adalah wanita yang cerdas. Sehingga aku tak berani ikut komen-komen statusnya. Aku hanya bisa menikmati nasehat-nasehatnya di facebook. Apalagi pas aku semester 7, si dia udah resmi menyandang gelar sarjana teknik nuklir (ST) dan langsung melanjutkan program Master dengan jalur Fastrack. Akupun semakin gemeteran ketika melihat status-statusnya di Facebook. 

Meski gemeteran, namun terselip di hati, suatu saat aku yakin bakalan bisa “bermain cinta” dengan wanita tipikal seperti ini. Sehingga aku selalu mempelajari karakternya, hobinya dan kegiatan yang ia sukai. Akupun sudah memiliki sedikit bahan untuk mendekatinya. So, it’s time to arrange strategy to get her on my hug. To be continued…!!!