Minggu, 16 April 2017

Dengan BBM, Aku Mendekatimu..

Antara Aku, Kau dan Dia #Part 2

Tiga tahun berlalu, aku hanya bisa memantau statusnya di facebook tanpa melakukan aksi nyata. Aku pun hijrah ke Jakarta untuk bekerja setelah menyelesaikan studi di Fak. Kehutanan. Semakin hari aku semakin melupakannya karena kesibukan kerja dan urusan keluarga di rumah.

Tidak sengaja aku liat statusnya di FB bahwa dia tidak lolos seleksi kerja pada tahap akhir di Jakarta lantaran tinggi badannya kurang dikit (Sedih ya..). Dia pun kembali mengungkapkan kekagumannya pada seorang prajurit TNI yang memiliki postur tubuh ideal dan kedisiplinan tinggi. Aku pun semakin merasa tersisihkan, karena tidak memiliki badan sekekar prajurit TNI. Apalagi waktu itu aku masih kurus yang sangat perlu melakukan treatment agar bisa tampil gagah nan kekar layaknya prajurit TNI.

Keinginanku untuk mendekatinya semakin hilang seiring bertambahnya waktu. Akhirnya aku memutuskan untuk fokus “memantaskan diri” dengan menambah pengetahuan dan keahlian. Aku memutuskan untuk melanjutkan studi di Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB. Dengan tujuan memperdalam kajian pengelolaan sumberdaya alam dan mencari sosok penggantinya. Jujur, aku mengidamkan wanita sunda untuk menjadi pendamping hidupku. Selain itu, sejak SMA aku sudah memiliki semacam komitmen untuk mencari istri di luar warga Jepara, karena wanita Jepara berdasarkan rumor yang berkembang memiliki karakter yang kurang baik yaitu materialistis dan kurang terkontrol pergaulannya. Ingat ya ini hanya rumor yang sudah berkembang menjadi suatu asumsi dalam diriku.

Meski aku sudah kuliah di Bogor, aku tetap menghabiskan sebagian waktuku di Jakarta karena aku kuliah sambil bekerja di salah satu lembaga pemerintahan di Jakarta. Karena kesibukan kuliah dan bekerja, sudah tidak ada lagi rencana untuk “bermain cinta” dan mendekatinya.  Layaknya anak muda ibu kota yang tak bisa jauh-jauh dari gadget. Aku bahagia mendengar bahwa BBM (Black Berry Mesenger) telah mengubah kebijakannya yakni menjadikan BBM sebagai aplikasi yang open source. Aku pun langsung menginstal aplikasi tersebut.

Setelah mengenal berbagai macam produk BBM, akupun membuka *Undangan BBM*, terdapat nama wanita yang cukup lama aku lupakan yaitu Fitrotun Aliyah. Nama tersebut muncul karena contact di BBM bisa terkoneksi dengan contact di email atau facebook ( Dia pernah kirim proposal PKM via email).  Antara grogi dan malu, akupun memberanikan diri untuk add contact namanya pada sore hari sekitar Pkl. 14.00 WIB. Tak ada respon !!! Akupun sedikit pasrah. Setelah isya sekitar Pkl. 20.00 WIB, sang incaran pun menerimaku menjadi bagian dari contact BBM nya.

Setiap ring ton BBM berbunyi, hatiku berbunga-bunga
 
Dengan sopan aku memperkenalkan diri dan meminta izin padanya. Aku meminta maaf karena dengan sengaja meng add contact tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya. “ Assalamalaikum Mbak Fitrotun Aliyah. Terimakasih sudah mau memerima permintaanku menjadi kontak BBM mu. Aku mohon maaf jika tidak memberitahukan sebelumnya. Aku nge add Mbak Aliyah karena aku tahu mbak Aliyah sama-sama berasal dari Jepara”.  Begitulah kira-kira kalimat pembuka dan pemancing yang aku lontarkan ke sasaran. Menurutku hanya modal kultural yang paling tepat aku gunakan untuk melempar umpan ke dia.

You know what happened? Dengan ramah dan sopan dia membalas BBM ku dan memberikan respon di luar dugaanku. “Alaikumussalam Mas Ali Mahfud, terimakasih juga udah nge add BBM aku. Ternyata kita sekampung ya”. Begitulah kira-kira jawaban sang incaran dalam meresponku. Malam itu juga kami terlibat dalam diskusi ringan tentang tradisi “ruwahan”, yaitu salah satu tradisi lokal di jawa yang bertujuan untuk mendoakan para arwah dengan berziarah atau berkumpul di masjid / mushola. Ruwahan sendiri diambil dari kata “ruwah” yang merupakan salah satu nama bulan dalam kalender jawa yang berarti (arwah) atau sya’ban dalam kalender islam. 

Bulan ruwah merupakan bulan yang jatuh tepat sebelum bulan Ramadhan. Masyarakat meyakini bahwa pada bulan tersebut merupakan salah satu momen yang tepat untuk mendoakan ahli kubur (arwah). Tradisi ruwahan merupakan salah satu cara dakwah yang dikembangkan oleh para wali /aulia (kekasih Allah) untuk mengingatkan masyarakat tentang kematian dan mendoakan para ahli kubur yang telah mendahului kita. Mendoakan orang yang sudah meninggal merupakan ibadah mulia sebagaimana yang tertuang dalam Firman Allah SWT dalam QS. Al Hasyr: 10. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.“.

Setelah diskusi panjang via BBM tentang tradisi ruwahan, kami pun telibat diskusi tentang pengembangan potensi Jepara. Dalam diskusi tersebut kami sama-sama merasa terpanggil untuk ikut terlibat dalam pembangunan Jepara. Aku fokus mengembangkan Jepara dari sektor sumberdaya alam dan politik sedangkan dia mengembangkan sektor pembangunan SDM dan energi sesuai pengalaman dan bidangnya masing-masing. Malam itu juga, aku sangat yakin bakalan bisa meluluhkan hatinya. Trust me, it works..!!

Setelah mendapat respon yang luar biasa di luar ekpektasi. Aku pun menyusun strategi bagaimana bisa mendapatkannya, apalagi sebagian karakter dan hobinya sudah aku pelajari sebelumnya melalui status-statusnya di FB. Keep spirit..!! Aku pun mulai memperdalam literatur tentang bagaimana meluluhkan hati wanita. Berbagai ide dan strategi terus aku pelajari melalui internet dan diskusi dengan “pakar” sambil memantau update-an statusnya di BBM dan Facebook. Literatur tentang bagaimana meluluhkan hati wanita kayaknya sudah cukup. Kini saatnya melakukan serangan dengan mengacu pada literatur asmara tadi. To be continued.. !!

Sabtu, 15 April 2017

Proposal PKM, Modal Modusin Si Doi..

Antara Aku, Kau dan Dia.#Part 1

Tidak ada satupun pertemuan antara dua insan di luar desain-Nya. Begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan pertemuanku dengannya. Tahun 2008 tepat pada bulan Agustus aku diterima di Fakultas Kehutanan UGM. 
 

Sebagai anak desa yang selalu tempil sederhana dan  lugu, aku selalu menjaga jarak dengan wanita. Meskipun sebenarnya pengen banget tampil macho dan “bermain cinta” kayak anak-anak muda kota yang sering tayang di FTV setiap Pkl. 09.00 WIB – 11.00 WIB. Aku sempat kepikiran kalau nanti sudah semester 5 akan ikut “bermain cinta” biar bisa merasakan salah satu anugerah terindah yang Allah berikan kepada manusia selama hidup di dunia yaitu Cinta.


Namun, keinginan tersebut hanyalah menjadi mimpi belaka karena aku menyadari bahwa percuma kalau aku bermain cinta tapi belum berani menjawab “Ayo!” ketika sang pacar bertanya “Ayo nikah sekarang mas?”. Apalagi di semester 5 sedang giat-giatnya menyusun beberapa proposal penelitian skripsi, penelitian hibah dan penelitian PKM. Sebagai pengurus Forestry Club yang membidangi penelitian. Aku mengadakan acara training tentang kiat sukses membuat proposal PKM di Fakultas Kehutanan. 

Contoh Seminar Proposal PKM
  
Setelah acara selesai, aku memberanikan diri mendekati pembicara yaitu M. Arif Wicaksono (Mahasiswa Teknik Elektro 2007) untuk meminta satu contoh proposal PKM yang sudah berhasil mengantarkannya menjadi pemenang dalam PIMNAS. Sang mentor pun dengan sigap memberikan nomer handphone cantik ke aku an. Fitrotun Aliyah. Dengan penuh semangat aku menghubunginya untuk meminta contoh proposal yang dijanjikan sang mentor. 

Mahasiswi Teknik Nuklir 2008 ini pun cukup ramah menjawab permintaanku dan berjanji akan mengirimkan contoh proposal via email. Beberapa hari aku pantengin email belum muncul juga, akhirnya aku hubungi via facebook yang harus melalui proses “Add Friend”. Dan akhirnya aku pun jadi “temannya” di facebook. Amazing banget diterima jadi temannya cewe yang pinter, meskipun hanya teman Facebook he..he..


Selang beberapa waktu kemudian, mahasiswi tersebut menepati janjinya dengan mengirimkan contoh proposal via email dan facebook. Tidak tahu kenapa setelah “terjebak” menjadi temannya, setiap buka facebook selalu pengen tahu update statusnya. Setelah rajin kepoin update statusnya aku baru tahu bahwa si dia ternyata satu kampung dengan aku yakni sama-sama berasal dari Jepara Bumi Kartini. 


Sejak pertama kali liatin update statusnya, sudah tercermin kalau si dia adalah wanita yang cerdas. Sehingga aku tak berani ikut komen-komen statusnya. Aku hanya bisa menikmati nasehat-nasehatnya di facebook. Apalagi pas aku semester 7, si dia udah resmi menyandang gelar sarjana teknik nuklir (ST) dan langsung melanjutkan program Master dengan jalur Fastrack. Akupun semakin gemeteran ketika melihat status-statusnya di Facebook. 

Meski gemeteran, namun terselip di hati, suatu saat aku yakin bakalan bisa “bermain cinta” dengan wanita tipikal seperti ini. Sehingga aku selalu mempelajari karakternya, hobinya dan kegiatan yang ia sukai. Akupun sudah memiliki sedikit bahan untuk mendekatinya. So, it’s time to arrange strategy to get her on my hug. To be continued…!!!

Minggu, 17 April 2016

Menanam Jariyah di Pesantren Ar-Rosyidiyyah

Assalamualaikum Warohmatullahi wabarokatuh
Kepada para donator, berikut kami laporkan penyerahan bantuan program pompanisasi Part#2 di Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyyah, Nalumsari Jepara.

Latar Belakang
Wudhu dan mandi merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat muslim dalam menjalankan ibadah, hal tersebut termaktub dalam Hadist Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 ” Tidak diterima shalat salah seorang dari kalian apabila ia berhadas, hingga ia berwudhu.” 
(HR. Bukhari dan Muslim).

Allah SWT juga berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.” (QS. An Nisa’: 43)

Kenyataan di lapangan, masih banyak kita jumpai masyarakat yang tidak bisa melakukan perintah agama (mandi dan wudhu) tersebut lantaran tidak tersedianya perlengkapan penunjang seperti mesin pompa air dan perlengkapannya. Masyarakat harus antri berjam-jam untuk mendapatkan bantuan air, atau mereka perlu berjalan puluhan kilometer untuk mendapatkan air untuk bersuci, bersimpuh di depan Allah SWT. Atas dasar tersebut, kami (kelompok kecil) melakukan inisiasi untuk membantu mereka menyediakan peralatan dan perlengkapan penunjang untuk penyediaan air bersih di Masjid, Mushola, Tempat Umum dan Pondok Pesantren.

Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyyah, Nalumsari-Jepara
Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyyah adalah pondok pesantren salaf  yang terletak di Desa Bategede, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara,. Nama Ar-Rosyidiyyah diambil dari nama pendiri pondok pesantren yaitu KH. Rosyidi. Setelah Kyai Ar-Rosyidi wafat, kini pondok pesantren dilanjutkan oleh putranya yaitu Kyai Drs. Syaifuddin Zuhri M.Pd. Pondok pesantren yang didirikan pada tahun 1985 ini berada tepat di lereng gunung Muria. Kondisi ini menjadikan sumur di pondok pesantren masuk dalam kategori dalam (25 m) dan sering mengalami krisis air di musim kemarau. Meski terletak jauh dari pusat kota, Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyyah menjadi salah satu tempat favorit bagi masyarakat sekitar untuk menuntut ilmu.
Bangunan Ponpes Ar-Rosyidiyyah Tampak Depan
Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyyah mengasuh beberapa jenjang pendidikan yaitu PAUD, Madrasah Diniyyah, dan Madrasah Tsanawiyah Wustho/MTS. Jumlah santri yang menetap berkisar 70 orang sedangkan santri yang tidak menetap sekitar 200-300 orang. Selain kegiatan program wajib pesantren yakni kajian kitab klasik (kuning), program ekstra kurikuler di ponpes ini adalah  Rebana bagi santri Putra, dan menjahit bagi santri Putri. Saat ini, pengasuh pondok pesantren sedang merencanakan membuka program tahfidz Al-Quran. Rencana tersebut masih terkendala  SDM yakni belum adanya guru tahfidz yang mau mendedikasikan diri mengajar di Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyyah.

Santri sedang Menelaah Kitab-Kitab Klasik

Kekeringan dan Kebutuhan Air
Kondisi air di pondok pesantren juga sangat minim. Saat ini, hanya tersedia satu sumur gali di belakang bangunan pondok pesantren. Sumur tersebut merupakan sumur milik warga, namun karena sering digunakan oleh para santri sehari-hari, kini sumur tersebut sudah diikhlaskan oleh pemiliknya kepada pondok pesantren. Karena keterbatasan biaya, sumur belum dilengkapi dengan pompa air. Hal ini membuat para santri harus menimba air sedalam kurang lebih 25 m setiap hari untuk memenuhi kebutuhannya.

Ketika musim kemarau, kawasan di sekitar Pondok Pesantren mengalami krisis air. Pengasuh Pondok Pesantren membuat peraturan adanya larangan menggunakan air secara berlebihan oleh para santri. Peraturan itu makin diperjelas dengan dikeluarkannya dhawuh bahwa: santri hanya boleh mandi sekali dalam satu hari. Dalam kondisi yang serba terbatas dan minim persediaan air, tidak menyurutkan semangat para santri untuk menuntut ilmu di pondok pesantren Ar-Rosyidiyah ini.

Program Pompanisasi
Kelompok kecil yang peduli akan kebutuhan air untuk beribadah kepada Allah SWT, mencoba melakukan inisiasi menyelesaikan permasalahan ketersediaan air bagi masyarakat. Kami terdiri dari 3 orang mencoba menjelaskan pentingnya ketersediaan air bagi masyarakat kepada teman dan kerabat terdekat kami. Pada bulan Maret ini, kami berhasil menghimpun dana sebesar Rp. 5.520.000, dari fund rising kepada teman-teman kami, rinciannya adalah;

1. Rp. 1.120.000, (sisa dana Pompanisasi Part#1)
2. Rp. 1.000.000, (Ed) 
3. Rp. 500.000 (AM)
4. Rp. 500.000 (Adt)
5. Rp. 300.000 (Nva) 
6. Rp. 250.000 (Tvp) 
7. Rp. 250.000 (Mgh) 
8. Rp. 200.000 (FA)
9. Rp. 200.000 (Ichsn) 
10. Rp. 100.000 (Indr)
11. Rp. 100.000 (Eb)
12. Rp. 100.000 (Tmi)
13. Rp. 100.000 (Ay)
14. Rp. 100.000 (UN)
15. Rp. 100.000 (Gni)
16. Rp. 100.000 (Ros)
17. Rp. 100.000 (Bpr)
18. Rp. 200.000 (Mlda)
19. Rp. 100.000 (IG)
20. Rp. 50.000 (Nrl)
21. Rp. 50.000 (Tw)

Dana yang bisa disalurkan ke Pesantren Ar-Rosyidiyyah sebesar Rp. 5.300.000, dengan rincian sebagai berikut:
1. Pompa Jet Shimizu PC-268 BIT Daya 250-375 Watt (Rp. 1.650.000)
2. Pipa
hisap  32 batang (Rp. 288.000)
3. Pipa
distribusi (52 meter) (Rp. 338.000)
4. Perlengkapan lain ( Kran, lem, dll) (Rp.
524.000)
5. Tanki Air Penguin kapasitas 2000 liter (Rp. 2.500.000)*

Bantuan tersebut harapannya dapat digunakan untuk membantu menyediakan air bersih bagi santri dan masyarakat sekitar, terutama digunakan untuk sumur yang belum ada pompa, perlengkapan dan tanki air.
Uang yang tersisa saat ini sebesar Rp.
220.000,- Dana ini Insya-Allah akan kami salurkan pada program pompanisasi Part#3. Mohon doa dan dukungannya.
Penyerahan bantuan pompanisas ke Pondok Pesantren AR-Rosyidiyah dilakukan pada hari Senin, 4 April 2016. Bantuan diterima langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Bpk Drs. Syaifuddin Zuhri M.Pd.
Penyerahan Donasi oleh Panitia (Hisyam Ar-Rifqi)
Kepada Pengasuh Pesantren (KH. Syaifudin Zuhri)

Bapak Kyai Drs. Syaifuddin Zuhri M.Pd selaku pengasuh pondok pesantren Ar-Rosyidiyyah, sangat berterima kasih kepada para donatur yang telah rela dan ikhlas memberikan bantuan untuk penyediaan pompa dan perlengkapannya di pondok posantren. Beliau berdoa, semoga donasi tersebut bisa menjadi amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir selama air masih mengalir dan digunakan oleh para santri di pondok pesantren. Beliau juga berharap, semoga hajat para donatur dikabulkan oleh Allah Subhanallahuwata’ala dan mendapatkan balasan terbaik dariNya. Aamiin.
Kami selaku inisiator pompanisasi senantiasa berdoa semoga pihak-pihak yang dengan ikhlas membantu kegiatan ini Allah senantiasa catat sebagai amal jariyah, Allah tambah rizkinya, dan Allah senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan hidupnya. Ammin Ya Mujibassailiin.

Hormat Kami

Ali Mahfud
Futrotun Aliyah
Imam Nugraha

Selasa, 05 April 2016

🍀 Balasan Allah bagi Hambanya yang Zuhud Dunia 🍀

Zuhud adalah mengosongkan hati dari kecintaan terhadap dunia. Ruang-ruang kosong hatinya tertuju pada kecintaan terhadap Allah SWT. Kebalikan zuhud adalah "hubbud dunya" atau cinta dunia yaitu menjadikan dunia sebagai orientasi dalam menjalani hidup, sangat amat kecil ruang hatinya diisi "kehadiran" Allah SWT.

Secara umum cinta dunia diwakili 3 hal yaitu harta, jabatan/tahta dan seksualitas (biologis). Jika dalam hati kita tiga hal tersebut begitu dominan, itu tanda kita masih jauh dari kategori Zahid ( orang zuhud ). Padahal seseorang yang bisa zuhud dunia Allah menjanjikan beberapa hal :

Nabi bersabda " Barangsiapa yang berzuhud dalam urusan dunia, Allah akan mengajarkan kepadanya pengetahuan tanpa harus belajar, Allah akan memberi hidayah kepadanya tanpa ia mencari petunjuk, dan Allah akan menjadikan dia mampu melihat sesuatu yang dzohir maupun batin....(HR. Abu Nuaim dr Sayidina Ali )

Dari hadis di atas terlihat bahwa seorang zahid akan mendapat ruang khusus di depan Allah. Maka tidak heran jika para sahabat dan aulia (wali) dahulu mampu menghasilkan karya fenomenal padahal belum ada fasilitas dan teknologi yang mendukung.

Imam Syafii misalnya mampu mengasilkan kitab dalam waktu yang singkat yaitu :
1- Kitab Al Umm yang dikumpulkan oleh murid beliau, Ar Robi’ bin Sulaiman.
2- Kitab Ikhtilaful Hadits.
3- Kitab Ar Risalah, awal kitab yang membahas Ushul Fiqh.Kitab-kitab tersebut sampai saat ini masih bermanfaat dan menjadi rujukan umat islam di Dunia.


Imam Malik, Seorang ulama multi talenta. Diceritakan bahwa di pagi hari Imam Malik berprofesi menjadi pengajar, sore hari sebagai Fashion Designer dan ahli teknik sipil (Civil engineering) dan malam hari menjadi seorang sufi. Kitab monumental Imam Malik adalah Al-Muwatha' yang masih menjadi rujukan bagi umat islam saat ini.

Itulah bukti bahwa zuhud menjadi jalan bagi seorang hamba untuk mendekat kepada Allah dengan jalur khusus.Semoga kita bisa meningkatkan kezuhudan kita. Aamiin

*Disarikan dari Kajian Kitab Muhktarul Hadist

Rabu, 30 Desember 2015

Menanam Berkah di Pesantren Anak Jalanan


Assalamalikum waraohmatullahi Wabarokatuh
Kepada para donatur, berikut saya laporkan kegiatan pompanisasi tempat ibadah.

Latar Belakang
Wudhu dan mandi merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat muslim dalam menjalankan ibadah, hal tersebut termaktub dalam Hadist Nabi Muhammad SAW. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ” Tidak diterima shalat salah seorang dari kalian apabila ia berhadas, hingga ia berwudhu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Allah SWT juga berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.” (QS. An Nisa’: 43)

Kenyataan di lapangan, masih banyak kita jumpai masyarakat yang tidak bisa melakukan perintah agama (mandi dan wudhu) tersebut lantaran tidak tersedianya perlengkapan penunjang seperti mesin pompa air dan perlengkapannya. Masyarakat harus antri berjam-jam untuk mendapatkan bantuan air, atau mereka perlu berjalan puluhan kilometer untuk mendapatkan air untuk bersuci, bersimpuh di depan Allah SWT.
Atas dasar tersebut, kami (kelompok kecil) melakukan inisiasi untuk membantu mereka menyediakan peralatan dan perlengkapan penunjang untuk penyediaan air bersih di Masjid, Mushola, Tempat Umum dan Pondok Pesantren.

Pesantren Ibnu Sabil
Program ini kita mulai pada bulan Desember 2015, di awal Desember 2015 kami melakukan fund rising kepada kerabat terdekat untuk membantu menyediakan perlengkapan penunjang di Pesantren Zainul Bahar yag berada di Ds. Wiringin Pasar, Kec. Wiringin, Kab. Bondowoso. Dalam perjalanannya kami mengalami hambatan komunikasi dengan pesantren setempat, sehingga kami memutuskan untuk membantu Ponpes Ibnu Sabil yang berada di Kec. Jonggol, Kab. Bogor.

Pondok Pesantren Ibnu Sabil merupakan ponpes yang secara khusus memiliki program pendidikan tahfiz dan penampungan anak jalanan. Sehingga tidak heran jika seluruh santrinya (25 santri) merupakan bekas anak jalanan yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia yang pada bulan ini (Desember 2015) sudah hafiz 2 juz.

Acara Wisuda Hafidz 2 Zuz
Santri dari Ambon
Ponpes Ibnu Sabil memiliki trik jitu dalam menggembleng santrinya menjadi santri yang mandiri. Santri di sini intinya harus menggerakkan tangannya agar Allah senantiasa memberikan rizkinya. Dengan bermodal tanah seluas -+ 9000 M2 pesantren membagi-bagi tanah menjadi beberapa bagian yakni bangunan (kelas dan masjid), lapangan, kolam ikan dan tanah kosong. Lahan tersebut menjadi modal santri untuk melatih mengelola aset. Tanah kosong sengaja dibiarkan ditumbuhi rerumputan agar kambing yang mereka miliki leluasa merumput. 

Kolam Ikan


Kandang Ayam dan Bebek
Santri yang tinggal di ponpes ini berkewajiban menggembalakan kambing (40 ekor), merawat ternak ayam dan bebek, dan merawat ikan (7 kolam ikan). dengan desain tersebut, santri diharapkan terbiasa untuk bekerja keras dan memiliki jiwa wirausaha yang sangat dibutuhkan di masa depannya.

Kebun Penggembalaan Kambing
Kandang Kambing
Kekeringan dan Kebutuhan Air
Kecamatan Jonggol yang berada di Kab. Bogor merupakan salah satu daerah yang seringkali mengalami kekeringan. Meski dekat dengan sungai, namun ketersediaan air tidak bisa diandalkan ketika musim kemarau melanda. Masyarakat sekitar pondok dan santri tentunya mengandalkan air dari sumur.
Untuk memenuhi kebutuhan para santri, pihak yayasan membuat sumur galian sebanyak 5 buah dengan tujuan jika musim kemarau datang masih tersedia salah satu sumur yang bisa diandalkan. Banyaknya sumur galian yang dibuat secara otomatis membutuhkan alat penunjang berupa tanki air dan pompa air. Saat ini, dari lima sumur yang dibuat tersebut, masih ada satu sumur yang belum tersedia tanki air dan pompanya.
 
Tempat Penampungan dari Sumur Galian
Program Pompanisasi
Kelompok kecil yang peduli akan kebutuhan air untuk beribadah kepada Allah SWT, mencoba melakukan inisiasi menyelesaikan permasalahan ketersediaan air bagi masyarakat. Kami terdiri dari 3 orang mencoba menjelaskan pentingnya ketersediaan air bagi masyarakat kepada teman dan kerabat terdekat kami. Pada bulan Desember ini, kami berhasil menghimpun dana sebesar Rp. 6.130.000, dari fund rising kepada teman-teman kami, rinciannya adalah;

1. Rp. 1.000.000, (Ad)

2. Rp. 1.000.000, (Drj)
3. Rp. 2.000.000, (Ed)
4. Rp. 500.000. (FA)
5. Rp. 500.000, (AM)
6. Rp. 500.000, (LTF)
7. Rp. 300.000, (An)
8. Rp. 100.000, (IM)
9. Rp. 100.000, (DW)
10. Rp. 30.000, (TW)
11. Rp. 100.000, (X)

Dana yang bisa disalurkan ke Pesantren Ibnu Sabil sebesar Rp. 5.010.000, dengan rincian sebagai berikut:

1. Pompa Jet Shimizu PC-268 BIT Daya 250-375 Watt (Rp. 1.650.000)
2. Pipa AW Maspion  ukuran 1-1/4  7 batang ( 28 meter) (Rp. 252.000)
3. Pipa Salur  AW Maspion abu-abu 8 batang (32 meter) (Rp. 208.000)
4. Perlengkapan lain ( Kran, lem, dll) (Rp. 400.000)
5. Tanki Air Penguin kapasitas 2000 liter (Rp. 2.500.000)*

Sehingga, Uang yang tersisa saat ini sebesar Rp. 1.120.000,- Dana ini Insyallah pada bulan Januari/Februari akan kami salurkan pada Mushola Daarul Ikhsan, RT 03 Desa Haliau, Kec. Batu Benawa, Kab. Hulu Sungai Tengah. Mohon doa dan dukungannya. Lokasi ini sudah disurvey oleh tim kami.
Penyaluran bantuan dilakukan pada hari Minggu, 27 Desember 2015 tepat di halaman pondok pesantren dengan Ust. Yerri (Pengurus)



Bantuan tersebut harapannya dapat digunakan untuk membantu menyediakan air bersih bagi santri dan masyarakat sekitar, terutama digunakan untuk sumur yang belum ada pompa, perlengkapan dan tanki air.

Kami selaku inisiator pompanisasi senantiasa berdoa semoga pihak-pihak yang dengan ikhlas membantu kegiatan ini Allah senantiasa catat sebagai amal jariyah, Allah tambah rizkinya, dan Allah senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan hidupnya. Ammin Ya Mujibassailiin. 

Hormat Kami

Ali Mahfud
Futrotun Aliyah, ST. M.Eng
Imam Nugraha