Minggu, 10 November 2013

Puasa Ala Mahasiswa

Puasa sunnah ( Senin-Kamis) sudah menjadi alat bagi sebagian besar mahasiswa untuk mendekatkan diri kepada Sang Kholiq, sebagian besar mahasiswa meyakini bahwa dengan berpuasalah mereka dapat terhindar dari prilaku menyimpang dan sia-sia.
Namun, Semangat mem"budaya"kan puasa senin kamis bagi mahasiswa beragam niat dan tujuannya

Setidaknya ada 4 jenis niat yang melatarbelakangi mahasiswa untuk melakukan puasa sunnah Senin-Kamis, 4 jenis niat tersebut yaitu:

1). Puasa irit

        Disadari ataupun tidak, sebagian mahasiswa  sering mengalami permasalahan ekonomi khususnya di tanggal tua, kondisi tersebut sangat wajar karena mahasiswa tugasnya belajar bukan bekerja sehingga masalah ekonomi sering menghamipirinya tanpa diduga dan terencana. Bersyukurlah, jika kita mengalami permaslahan ekonomi hanya di tanggal tua saja, ada sebagian teman kita yang benar-benar mandiri tanpa dukungan finansial drai keluarga (tidak ada uang baik bulan muda maupun bulan tua). Mahasiswa yang kondisi ekonominya sperti ini umumnya menyiasati dengan banyak berpuasa senin-kamis. Niatnya tidak hanya mengurangi biaya konsumsi tapi juga bentuk tawakkal kepada Allah, ia ingin menunjukkan kepada Allah bahwa "Hamba ini kuat ketika Engkau uji dengan masalah ekonomi, dan kami akan menempuh jalan para kekasihmu dalam mengahdapi ujian-Mu".  Subhanallah, meski agak melenceng, tapi setidaknya dia memilih jalan yang benar, tinggal niatnya aja yang perlu diperbaiki, hehehe.

2). Puasa Diet

        Puasa diet?? yup. Jenis puasa ini sering dilakukan oleh para mahasiwi yang pengen keliatan cantik jelita di depan khalayak ramai. Tampil menawan di depan khalayak ramai memang tidak dilarang, hal ini menjadi tidak baik jika niat tersebut dikembangkan menjadi niat pamer dan riya. Mahasiswi yang kurang PD dengan penampilan tubuhnya, biasanya berpuasa senin-kamis, selain tujuan diet juga mengharapkan rahmat Allah SWT. Mahasiswi yang baik menurut saya adalah berpuasa untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun selama ia puasa ia selalu berdoa kepada Allah meminta diberi kesehatan dan berat badannya yang ideal.

3). Puasa Cumlaude

         Suatu saat saya berbincang-bincang dengan seorang teman yang pada waktu itu ia sedang berpuasa senin-kamis. Di tengah percakapan saya bertanya, apa yang menyebabkan kamu berpuasa senin-kamis ?, dia menjawab saya ingin mendapatkan IPK Cumlaude. Subhanallah, jawaban yang ringkas dan cerdas. Bagi sebagian mahasiswa mendapatkan IPK Cumlaude merupakan suatu kebanggan dan kepuasan. Sehingga tidak heran jika sebagian mereka rela berpuasa senin-kamis untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh di atas berada dalam persimpangan yang sangat riskan, riskan karena bisa salah bisa benar. Jika puasa tersebut diniatkan sebagai tawakal dan wasilah tercapainya tujuan (Cumlaude) ini masih baik, namun ketika puasa tersebut diniatkan semata-mata mendapatkan nilai (Cumlaude) maka ia akan sangat merugi, kenapa ??? karena ia secara otomatis telah menduakan Allah, dan lebih memilih kepuasan dunia dibanding kenikamatan surga yang abadi.

4). Puasa Juara

        Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM), Essay Competetion, Robotic Competition adalah salah satu ajang kompetisi di kalangan mahasiswa. Jiwa muda yang ada di dalam mahasiswa begitu membara, sehingga berbagai macam kompetisi diikutinya. Sebuah keputusan hebat yang harus diambil oleh para mahasiswa. Mumpung masih menjadi mahasiswa, kesempatan emas untuk bisa menambah ilmu, terkenal dan mengharumkan nama baik kampus dan orang tua. Begitu banyak iming-iming yang akan didapatkan ketika menjuarai sebuah perlombaan membuat para mahasiswa berjuang secar fisik dan non fisik. Puasa adalah salah satu jalan yang banyak ditempuh oleh mahasiawa. Sekali lagi, selama niatnya baik dan dilakukan dengan baik puasa akan menghasilkan kebaikan. Ingatlah janji Allah bahwa setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan.

Lalu apakah puasa-puasa di atas sudah benar ?

Sangat sulit untuk menilai puasa yang dilakukan oleh seseorang, karena tingkat kebaikan puasa itu hanya dia (pelaku) dan tuhan yang paling tahu (Assoumu Lii, Wa Ana Ajzi Bihi). Sehingga tidak pantas bagi kita sebagai pengamat melakuakn penilaian atas ibadah yang mereka lakukan. Kita cukup mendukung setiap kebaikan yang teman kita lakukan dan mendoakan semoga kebaikan yang mereka lakukan diterima oleh allah SWT.

Bebarapa hal yang perlu kita perhatikan dalam beribadah adalah niat, proses, dan implementasi.

Niat, Sebaik apapun ibadah yang kita lakukan selama dikomandoi dengan niat yang buruk maka akan sia sia amal tersebut. Kita harus tahu bahwa ibadah itu sebuah bentuk perwujudan ketaatan seorang makhluk kepada sang kholik. Sehingga, berniat ibadah untuk Allah adalah sebuah kewajiban yang mutlak.

Proses, Proses merupakan kumpulan tindakan yang terdiiri dari syarat dan rukun. Puasa adalah ibadah sunnah yang jelas ada panduannya sehingga jangan sampai ketika kita puasa tidak tahu apa yang harus dilakukan dan pa yang harus ditinggalkan. Jika kita sembarangan, maka hanya haus dan lapar yang akan kita dapatkan dari puasa tersebut.

Implementasi, Ada hal yang lebih besar yang akan kita dapatkan dibanding hanya sekedar mendapatkan apa yang kita cita-citakan dari berpuasa ( diet, irit, juara dll) yakni perubahan sikap ke arah yang lebih baik. Puasa menuntun kita menjadi seorang penyabar, menjadi seorang yang tangguh, menjadi seorang manusia yang memanusiakan manusia, mengantarkan kita menikmati surga. Jika kita berpuasa hanya demi nilai, juara, langsing dll maka sejatinya kita telah tertipu oleh iblis. Jika kita berpuasa berhari-hari, bertahun-tahun namun tidak juga menjadi insan penyabar, penyantun, solih maka kita perlu memperbaiki niat puasa kita, mungkin niat puasa yang "kurang pas" tersebutlah yang membuat kita tidak bisa bergerak menjadi insan kamil yang penuh prestasi di mata Allah.

Jika kita beribadah hanya untuk mendapatkan kenikmatan dunia, maka Allah akan memberi kenikmatam itu di dunia, di akhirat ia tidak akan mendapat apa-apa. Jika kita beribadah untuk mendapatkan kenikmatan akhirat, maka Allah akan memberi kenikmatan dunia dan akhirat

“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan amal perbuatan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Merekalah orang-orang yang di akhirat (kelak) tidak akan memperoleh (balasan) kecuali neraka dan lenyaplah apa (amal kebaikan) yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka lakukan” (QS Huud: 15-16).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar